Perasaan bahagia menyelimuti hati setiap insan, kebahagiaan yang sulit untuk di lukiskan. Barangkali, hari itu adalah
hari yang paling bersejarah dalam hidupnya, hari yang penuh suka cita, hari dimana seorang lelaki yang merubah statusnya menjadi seorang Suami, telah dipertemukan dengan dambaan hati yang sekaligus menjadi seorang Istri, ‘buruan’ cintanya. Senyum mengembang di langit wajah, bahkan air mata bahagia dan haru menetes mengairi taman hatinya yang rindu akan belaian cinta dan kasih sayang. Ia telah berani melangkah,
demi menyelamatkan iman, agama dan hatinya.
Kursi pelaminan menjadi saksi bisu akad nikah. Hari dimana
dua makhluk Allah bertemu dalam cinta kasih yang sah, terikat dalam
mistsiqan ghalizhan. Kepada kedua pengantin setangkai bunga do’a dari
hati yang tulus di persembahkan, “Bakarakallahu laka, wabaraka
‘alaika, wajama’a bainakum Fi khairin.” Semoga menjadi keluarga yang
sakinah, mawaddah dan rahmah, amin.
Sang suami telah menempuh jalan yang lurus, jalan yang selamat dan
diridhai Allah. Jalan orang-orang yang merindukan kejernihan hati dan
ketentraman jiwa.
Tidak dipungkiri, seorang suami telah merancang dari jauh hari
bagaimana ia menyiapkan hari yang bersejarah dalam hidupnya. Bagaimana
ia menyiapkan segala keperluan untuk pernikahan, mulai dari ilmu, mental, finansial, dan kesehatan fisik. Barangkali keinginan menikah
telah menjadi niat sejak beberapa tahun kebelakang, sebagaimana
yang juga bergejolak dalam hati banyak anak muda. Kerinduan yang tak
lagi tertahankan untuk berjumpa sang kekasih dambaan jiwa. Kerinduan
untuk bisa memadu hati, menumpahkan segala keluh-kesah dan gelora jiwa.
Setiap laki-laki manapun mendambakan seorang istri yang solehah.
Istri yang ketika dilihat menyenangkan hati, ketika diperintah ia
patuh, ketika ditinggalkan ia menjaga harta dan dirinya, dan ketika
salah ia mau diingatkan. Istri solihah adalah sebaik-baik perhiasan
dunia. Ia ibarat sebuah madrasah yang kelak didalamnya anak-anak yang lahir
akan dibesarkan, dididik dan dibina.
Rasulullah Saw. bersabda : Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah . (HR. Muslim).
Seorang laki-laki dewasa (calon Suami), suatu saat bercita-cita untuk membentuk rumahtangga.
Pilihannya, pasti seorang wanita solehah yang menyejukkan hati dan mata. Dia pernah membayangkan, alangkah bahagianya menjadi seorang suami yang
kuat pribadinya dan mampu membimbing orang lain, terutama isteri dan
anak-anaknya. Dia teringat akan pesan Rasulullah, bahwa "hanya
lelaki yang mulia saja yang akan memuliakan wanita."
Kita pun (para suami) pernah bercita-cita mengikuti Rasulullah yang begitu sayang
dan lemah lembut pada isterinya. Tidak merasa rendah diri apabila
membantu isteri melakukan pekerjaan rumah.
Rumahtangga terus berlalu; hari demi hari, minggu
demi minggu dan bulan demi bulan. Biarpun harapan dan cita-cita menghidupkan rumahtangga Muslim
terus hidup, namun kenyataan pun harus di hadapi juga.
Perbedaan kepribadian, perasaan, pembawaan, selera dan kegemaran yang
selama ini terbina dari latar belakang keluarga dan pendidikan
yang berbeda, ternyata tidak mudah untuk disatukan. Jika sebelum perkawinan semua itu dikatakan mudah diselesaikan melalui
pemahaman agama, ternyata lambat laun ada juga perselisihan.
Perselisihan memang tidak dapat dielakkan dalam rumahtangga.
Apalagi jika pasangan suami isteri tidak menyadari bahawa syaitan
senatiasa berusaha untuk menjahanamkan anak Adam.
Dalam kisah perkawinan sering terjadi..... ternyata segala yang dibayangkan
tidaklah seindah realitasnya. Mencontoh rumahtangga Rasulullah
memang satu tuntutan. Namun sebagai seorang Islam, tantangan dan cobaan adalah peluang untuk mempertingkatkan diri dan semakin
bergantung kepada Allah SWT. Berbagai masalah dalam perkawinan dan
rumahtangga harus dihadapi secara sabar dan realistik oleh
pasangan suami isteri yang inginkan naungan Allah SWT.
Disatu sisi ada isteri yang mengeluh karena cara suami menegur, dikatakan
kasar dan memalukan. Disisi lain Suami pun mulai mengeluh.Ternyata isterinya tidak seperti
dia impikan, karena sikap isteri
yang kurang cakap mengurus keluarga. Maklum saja, ada dikalangan isteri
sebelumnya sibuk belajar dan berorganisasi sehingga sangat jarang
ikut mengurus masalah dapur.
Keduabelah pihak saling mencari alasan-alasan untuk memperkuat argumentasi dalam memandang sikap masing-masing pada pasangannya. Akhirnya mulai merasakan penyesalan apa yang sudah menjadi keputusannya, karena niat untuk menumpahkan perhatian
sepenuhnya kepada suami/istri dan rumahtangga, dan mencapai impian menjadi suami/istri sholeh/hah sulit terwujudkan.
Kadang-kadang semangat seorang Muslimah solehah untuk keluar
rumah mencari kesibukan di luar tidak diimbangi dengan
peranannya dalam rumahtangga. Hal ini menyebabkan suami mengeluh
karena dibebani dengan tugas-tugas rumahtangga. Ada juga di kalangan
isteri terlalu banyak menceritakan kekurangan suaminya, dan
sering lupa untuk melihat kebaikan dan kelebihan suaminya.
Ada suami yang sikapnya dingin, tidak pandai memuji dan bercanda
dengan isterinya. Apabila melihat kebaikan pada isterinya dia diam
saja, tetapi apabila melihat kelemahan, segera diungkit.
Memang, banyak cobaan pada pasangan suami isteri dalam rumahtangga.
Tidak semua yang indah-indah seperti diimpikan sebelum berumahtangga menjadi kenyataan. Sudah menjadi sunnah kehidupan, bahwa akan berlaku pergeseran kecil dan perbedaan, sepanjang menjadi suami isteri. Itu namanya asam garam berumahtangga.
Tapi kadang pada kondisi tertentu, dimana kedua belah pihak (suami/istri) sudah tidak ada lagi kesamaan dalam bersikap...maka salah satu harus ada yang menjadi penyelamat untuk menjaga keutuhan rumah tangganya.
Sebagai bahan renungan:
Kasus perceraian di Kota Bekasi masih tinggi. Pengadilan Agama Bekasi
mencatat ada sekitar 500 lebih pasangan suami istri mengajukan
perceraian selama 2012 ini. Hal itu, rata-rata diajukan pihak istri. (Kasus Perceraian Didominasi Istri)
Olehkarena itu, melihat kasus ini nampaknya peranan wanita/seorang istri di zaman sekarang ini sangat memegang peranan penting dalam menyelamatkan keutuhan rumah tangganya
Memang jika melihat diluar kacamata keimanan, sepertinya istri selalu saja terpojokkan, apalagi kalau kita simak hal berikut ini:
Golongan Wanita Yang Di Siksa Dalam Neraka “Abdullah Bin Masud r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. bersabda :
“Apabila seorang wanita
mencucikan pakaian suaminya, maka Allah SWT. mencatat baginya seribu
kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya, bahkan segala sesuatu
yang disinari sang surya akan memintakan ampunan baginya, dan Allah
s.w.t. mengangkat seribu derajat untuknya.”
(H.R. ABU MANSUR DIDALAM
KITAB MASNADIL FIRDAUS)
Ali r.a. meriwayatkan sebagai berikut : Saya bersama-sama Fathimah
berkunjung kerumah Rasulullah, maka kami temui beliau sedang menangis.
Kami bertanya kepada beliau: “Apakah yang menyebabkan engkau menangis
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Pada malam aku di Israkan ke
langit, saya melihat orang-orang yang sedang mengalami penyiksaan, maka
apabila aku teringat keadaan mereka, aku menangis.”
Saya bertanya lagi, “Wahai Rasulullah apakah engkau lihat?” Beliau bersabda:
1. Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih.
1. Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih.
2. Wanita yang digantung dengan lidahnya serta tangan dicopot dari punggungnya, aspal mendidih dari neraka dituang ke kerongkongnya.
3. Wanita yang digantung dengan buah dadanya dari balik punggungnya, sedang air getah kayu Zakum dituangkan ke kerongkongnya.
4. Wanita yang digantung, diikat kedua
kaki dan tangannya kearah ubun-ubun kepalanya, serta dibelit dan
dibawah kekuasaan ular dan kala jengking.
5. Wanita yang memakan badannya sendiri, serta dibawahnya tampak api yang berkobar-kobar dengan hebatnya.
6. Wanita yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting dari neraka.
7. Wanita yang bermuka hitam serta dia makan usus-ususnya sendiri.
8. Wanita yang tuli, buta dan bisu
didalam peti neraka, sedang darahnya mengalir dari lubang-lubang
badannya (hidung, telinga, mulut) dan badannya membusuk akibat
penyakit kulit dan lepra.
9. Wanita yang berkepala seperti kepala babi dan berbadan himmar (keledai) yang mendapat berjuta macam siksaan.
10. Wanita yang berbentuk anjing,
sedangkan beberapa ular dan kala jengking masuk melalui duburnya atau
mulutnya dan keluar melalui duburnya, sedangkan malaikat sama-sama
memukuli kepalanya dengan palu dari neraka.
Maka berdirilah Fatimah seraya berkata,
“Wahai ayahku, biji mata kesayanganku, ceritakanlah kepadaku, apakah
amal perbuatan wanita-wanita itu.” Rasulullah s.a.w. bersabda : “Hai
Fatimah, adapun tentang hal itu :
1. Wanita yang digantung dengan rambutnya kerana tidak menjaga rambutnya (di jilbab) dikalangan laki-laki.
2. Wanita yang digantung dengan lidahnya, kerana dia menyakiti hati suaminya, dengan kata-katanya.”
Kemudian Rasulullah S.A.W. bersabda :
“Tidak seorang wanita pun yang menyakiti hati suaminya melalui
kata-kata, kecuali Allah s.w.t. akan membuat mulutnya kelak dihari
kiamat selebar tujuh puluh dzira kemudian akan mengikatkannya
dibelakang lehernya.”
3. Adapun wanita yang digantung dengan buah dadanya, kerana dia menyusui anak orang lain tanpa seizin suaminya.
4. Adapun wanita yang diikat dengan kaki
dan tanganya itu, kerana dia keluar rumah tanpa seizin suaminya, tidak
mandi wajib dari haid dan dari nifas (keluar darah setelah
melahirkan).
5. Adapun wanita yang memakan badannya
sendiri, kerena dia bersolek untuk dilihat laki-laki lain serta suka
membicarakan aib orang lain.
6. Adapun wanita yang memotong-motong
badannya sendiri dengan gunting dari neraka, dia suka menonjolkan diri
(ingin terkenal) dikalangan orang banyak, dengan maksud supaya mereka
(orang banyak) itu melihat perhiasannya, dan setiap orang yang
melihatnya jatuh cinta padanya, karena melihat perhiasannya.
7. Adapun wanita yang diikat kedua kaki
dan tangannya sampai keubun-ubunnya dan dibelit oleh ular dan kala
jengking, kerana dia mampu untuk mengerjakan sholat dan puasa,
sedangkan dia tidak mau berwudhu dan tidak sholat dan tidak mau mandi
wajib.
8. Adapun wanita yang kepalanya seperti
kepala babi dan badannya seperti keledai (himmar), karena dia suka
mengadu-domba serta berdusta.
9. Adapun wanita yang berbentuk seperti anjing, kerana dia ahli fitnah serta suka marah-marah pada suaminya.
Dalam sebuah hadis Rasulullah S.A.W.
bersabda : empat jenis wanita yang berada di surga dan empat jenis
wanita yang berada di neraka dan beliau menyebutnya di antara empat
jenis perempuan yang berada di surga adalah :
1. Perempuan yang menjaga diri dari berbuat haram lagi berbakti kepada Allah dan suaminya.
2. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati dengan keadaan yang serba kekurangan (dalam kehidupan) bersama suaminya.
3. Perempuan yang bersifat pemalu, dan jika suaminya pergi maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya, dan jika suaminya datang ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
4. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan ia mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu ia mengekang dirinya hanya untuk mengurusi anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia kawin karena khawatir anak-anaknya akan tersia-sia (terlantar).
2. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati dengan keadaan yang serba kekurangan (dalam kehidupan) bersama suaminya.
3. Perempuan yang bersifat pemalu, dan jika suaminya pergi maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya, dan jika suaminya datang ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
4. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan ia mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu ia mengekang dirinya hanya untuk mengurusi anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia kawin karena khawatir anak-anaknya akan tersia-sia (terlantar).
Kemudian Rasulullah S.A.W. bersabda : Dan adapun empat jenis wanita yang berada di neraka adalah :
1. Perempuan yang jelek (jahat) mulutnya
terhadap suaminya, jika suaminya pergi, maka ia tidak menjaga dirinya
dan jika suaminnya datang ia memakinya (memarahinya).
2. Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang ia tidak mampu.
3. Perempuan yang tidak menutupi dirinya dari kaum lelaki dan keluar dari rumahnya dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik perhatian kaum lelaki).
4. Perempuan yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum dan tidur dan ia tidak senang berbakti kepada Allah, Rasul dan suaminya.
2. Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang ia tidak mampu.
3. Perempuan yang tidak menutupi dirinya dari kaum lelaki dan keluar dari rumahnya dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik perhatian kaum lelaki).
4. Perempuan yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum dan tidur dan ia tidak senang berbakti kepada Allah, Rasul dan suaminya.
Oleh karena itu seorang perempuan yang bersifat dengan sifat-sifat
(empat) ini, maka ia dilaknat termasuk ahli neraka kecuali jika ia
bertaubat. Diceritakan dari isteri Khumaid As-sa-idiy bahwa ia datang
kepada Rasulullah S.A.W. lalu berkata : “Hai Rasulullah sesungguhnya
aku senang mengerjakan sholat bersamamu”. Beliau berkata : “Aku
mengerti bahwa engkau senang mengerjakan sholat bersamaku, akan tetapi
sholatmu di tempat tidurmu itu lebih baik dari pada sholatmu dikamarmu
dan sholatmu dikamarmu lebih baik dari solatmu dirumahmu dan sholatmu
dirumahmu lebih baik daripada solatmu di mesjidku”. (Bagi lelaki
sangat dituntut sembahyang berjemaah di mesjid).
Menyimak hal tersebut di atas.... jika melihatnya dengan kacamata keimanan, maka semuanya tidak akan menjadi beban buat seorang perempuan/istri dalam menjalani kehidupannya. Bahkan justru akan menjadi lebih terpancarkan keindahan sinarnya dalam menjalani biduk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.
Istri solehah akan selalu menjadi sumber kekuatan, tempat bertenang
ketika gelisah melanda jiwa, tempat berbagi ketika resah menghimpit
hati. Istri solihah bukanlah tipe wanita materialistis, yang ketika ada
uang, abang disayang, nggak ada uang abang jangan pulang atau piring
melayang. Sabar disaat kesulitan melanda, qana`ah dengan apa yang ada
dan bersyukur ketika mendapat kelebihan rezki. Bagi seorang istri
solihah keridhaan suami adalah diatas segalanya, walau ia harus melawan
keinginannya. Hidupnya seluruhnya ia abdikan untuk suami dalam rangka beribadah
dan ketaatan pada Allah Swt. Istri solehah adalah ibarat taman indah
nan penuh pesona. Tak lelah mata memandang keindahan budi pekerti dan
tingkah lakunya.
Istri solehah selalu dirindu dan dikenang. Rindu pada belaian
lembutnya, rindu pada teguran halusnya, rindu akan senyum tulusnya,
rindu pada wajahnya yang teduh, air mukanya yang jernih dan rindu pada kata-katanya yang mesra. Hati akan resah bila lama tidak berjumpa, bila
jarak telah memisahkan. Hati akan gelisah bila satu hari tidak bertemu.
Karena cinta yang telah tenggelam dalam samudera hati, cinta akan kebaikan dan kebagusan akhlaknya. Sungguh benar apa yang disampaikan
Rasulullah SAW. bahwa memilih wanita solehah akan membahagiakan
seseorang di dunia dan di akhirat.
Istri solehah adalah harta yang paling berharga dan bernilai tinggi
yang tiada duanya. Sungguh beruntung dan berbahagia seseorang yang
dikaruniai seorang Bidadari Dunia. Hidup akan penuh dengan kebaikan dan
ketaatan. Hidup yang selalu bersemangat, penuh cinta dan cita-cita
mulia.
Ciri khas seorang wanita shalihah adalah ia mampu menjaga pandangannya.
Ciri lainnya, dia senantiasa taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up-nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah memperbanyak dzikir
kepada Allah di mana pun berada. Celak matanya adalah memperbanyak
bacaan Al Quran.
Jika seorang muslimah menghiasi dirinya dengan perilaku takwa, akan terpancar cahaya keshalihahan dari dirinya.
Wanita shalihah tidak mau kekayaan termahalnya berupa iman akan rontok. Dia juga sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi.
Jika seorang muslimah menghiasi dirinya dengan perilaku takwa, akan terpancar cahaya keshalihahan dari dirinya.
Wanita shalihah tidak mau kekayaan termahalnya berupa iman akan rontok. Dia juga sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi.
Wanita shalihah juga harus pintar dalam bergaul
dengan siapapun. Dengan pergaulan itu ilmunya akan terus bertambah,
sebab ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui.
Kedekatannya kepada Allah semakin baik sehingga hal itu berbuah
kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Pendek kata, hubungan
kemanusiaan dan taqarrub kepada Allah dilakukan dengan sebaik mungkin.
Ia juga selalu menjaga akhlaknya.
Pasangan suami istri akan mempunyai kelebihan menghadapi
cobaan berumah tangga, ketika mereka berbekal pemahaman agama dan rasa
ketergantungan yang tinggi kepada Allah SWT. Dengan kata lain, mereka mempunyai pemikiran yang mungkin tidak dirasakan oleh
pasangan yang jauh dari Islam. Adakalanya kita memerlukan bantuan pihak ketiga dalam menyelesaikan
masalah rumahtangga kita, kerana "kaca-mata" yang kita pakai
sudah begitu kelabu sehingga gagal melihat semua kebaikan pasangan
hidup kita. Mungkin pihak ketiga bisa membantu mencuci atau
memperbaharui kacamata kita supaya pandangan kita kembali jelas
dan wajar.
Pasangan yang bijak dan tinggi pemahaman agamanya, akan mampu
untuk istiqamah dalam menjaga perkawinan mereka dan
lebih mampu menghadapi badai melanda. Adalah penting sebelum
kita mendirikan rumahtangga, mempunyai suatu tanggapan
bahwa kita (suami/isteri) berjanji akan melengkapi antara satu
sama lain, karena manusia bukanlah makhluk sempurna.
Manusia tidak mungkin dapat menjadi isteri atau suami yang sempurna
seperti bidadari atau malaikat. Kita harus siap menerima pasangan hidup seadanya, termasuk segala
kekurangannya, selama tidak melanggar syariat. Kita memang berasal
dari latar belakang keluarga, kebiasaan dan watak yang
berbeda, yang membentuk watak dan persepsi hidup tersendiri.
Apabila kita menerima keadaan ini, insyaAllah kita akan
berhasil menghindar dari menikah dalam illusi kita pada hari kita
diijabkabulkan, tetapi sebaliknya kita sudah menikah dalam
realitas kita. Setiap pasangan Muslim, tidak boleh menjadikan rumahtangga sebagai
tujuan. Ingat, ia hanya alat untuk kita meningkatkan
diri dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Menikah berarti kita mampu
mengawal nafsu daripada langkah yang salah. Dan dari semua ini,
akan mendapat pahala dari Allah SWT. Betapa indahnya Islam.
Akhirnya, semoga tulisan ini menjadikan manfaat buat kita semua (khususnya diri ini) dan sekaligus menjadikan sebuah do'a dalam pengharapan ku sebagai suami yang bragajul, untuk menepis kegersangan hati kita dalam berumah tangga. Amin.......
Mohon maaf jika ada tutur yang salah, karena kebenaran yang sempurna mutlak milik Allah SWT, sedangkan manusia (saya) adalah gudangnya kesalahan.
Salam Ukhuwah sahabat......