بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.
وَالْعَصْرِ
1. Demi waktu, Allah ? bersumpah dengan al ‘ashr yang bermakna waktu, zaman atau masa. Pada zaman/masa itulah terjadinya amal perbuatan manusia yang baik atau pun yang buruk. Jika waktu atau zaman itu digunakan untuk amal kebajikan maka itulah jalan terbaik yang akan menghasilkan kebaikan pula. Sebaliknya jika digunakan untuk kejelekan maka tidak ada yang dihasilkan kecuali kerugian dan kecelakaan.
Rasulullah ? bersabda:
“Dua kenikmatan yang kebanyakan orang lalai di dalamnya; kesehatan, dan waktu senggang” (HR. At Tirmidzi no. 2304,)
Kemudian di hari kiamat kelak Allah ? akan menanyakan tentang umur seseorang, untuk apa dia pergunakan? Sebagaimana hadits Rasulullah, yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Mas’ud.
“Tidaklah bergeser telapak kaki bani Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya hingga ditanya tentang lima perkara; umurnya untuk apa ia gunakan, masa mudanya untuk apa ia habiskan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan apa yang ia perbuat dengan ilmu-ilmu yang telah ia ketahui. (HR. At Tirmidzi no. 2416 dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani di dalam Ash Shahihah no. 947)
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
2. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugiKerugian yang dimaksud dalam ayat ini bermacam-macam, bisa kerugian yang bersifat mutlak, seperti keadaan orang yang merugi di dunia dan di akhirat, yang dia kehilangan kenikmatan dan diancam dengan balasan di dalam neraka jahim. Dan bisa juga kerugian tersebut menimpa seseorang akan tetapi tidak mutlak hanya sebagian saja. (Taisir Karimirrahman, karya Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di)
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran. “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl: 97)
Berkata Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di: “Jika dua sifat (iman dan amal shalih) di atas terkumpul pada diri seseorang maka dia telah menyempurnakan dirinya sendiri.” (Taisir Karimirrahman).
Terkadang kita bersopan santun berwajah cerah dan bertutur manis kepada orang lain di luar rumah namun hal yg sama sulit dilakukan di dlm rumah tangganya. Kadang kita bisa bersikap pemurah kepada orang lain ringan tangan dalam membantu suka memaafkan dan berlapang dada namun giliran berhadapan dengan “orang rumah” suami, istri ataupun anak sikap seperti itu tdk tampak pada diri kita.
Menyinggung akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarga maka hal ini tidak hanya berlaku kepada para suami sehingga para istri merasa suami sajalah yg tertuntut untuk berakhlak mulia kepada istrinya. Sama sekali tidak dapat dipahami seperti itu. Karena akhlak mulia ini harus ada pada suami dan istri sehingga bahtera rumah tangga dapat berlayar di atas kebaikan. Memang suamilah yg paling utama harus menunjukkan budi pekerti yg baik dalam rumah tangga karen dia sebagai qawwam sebagai pimpinan. Kemudian dia tertuntut untuk mendidik anak istri di atas kebaikan sebagai upaya menjaga mereka dari api neraka sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Wahai orang2 yg beriman jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakar adl manusia dan batu penjaga malaikat-malaikat yg kasar yg keras yg tdk pernah mendurhakai Allah terhadap apa yg diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yg diperintahkan.”
Seorang istri pun harus memerhatikan perilaku kepada sang suami sebagai pemimpin hidupnya. tdk pantas ia “menyuguhi” suami ucapan yg kasar sikap membangkang membantah dan mengumpat. tdk semesti ia tinggi hati terhadap suami dari mana pun keturunan seberapa pun kekayaan dan setinggi apa pun kedudukannya. tdk boleh pula ia melecehkan keluarga suami menyakiti orang tua suami menekan suami agar tdk memberikan nafkah kepada orang tua dan keluarganya.
Kenyataan banyak kita dapati istri yg berani kepada suaminya. tdk segan saling berbantah dgn suami bahkan adu fisik. Ia tdk merasa berdosa ketika membangkang pada perintah suami dan tdk menuruti kehendak suami. Ia merasa tenang-tenang saja ketika hak suami ia abaikan.
Ketika saya teringat akan lyrik lagu yang berjudul "Demi Masa" Begini......
Demi masa…
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan…
Yang beriman dan beramal saleh
Demi masa…
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan…
Nasihat kepada kebenaran dan kesabaran
Gunakan kesempatan yang masih diberi
Moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan
Kerna ia takkan kembali
Ingat lima perkara, sebelum lima perkara
Sihat sebelum sakit
Muda sebelum tua, kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
Saya merasakan ada sesuatu yang membuat hati ini gemetar, ketika menyimak akan bait terakhir dari lyrik lagu tersebut di atas. Banyak PR yang rasa-rasanya belum sempurna tuk saya lakukan. Kadang kekuatan semangat tuk melakukannya hilang sekejap oleh kemilaunya fatamorgana sang duniawi. Suliiiit.....rasanya hati ini untuk menghindarinya.
Ya...Robb, saya tidak pernah memungkirinya akan kesehatan yang telah Kau-berikan....Usia dibilang tua juga belum....? dikatakan miskin juga, masih ada yang lebih susah....? Ya...Robb, saya bersyukur sampai detik ini masih tetap diberikan kesempatan tuk membaca ayat-ayat-Mu, dalam sisa usiaku ini......tapi ya..Robb. kadang aku merasa telah melupakan akan pemberian waktu-Mu...... terasa hati ini terhimpit oleh sempitnya waktu......sehingga aku merasa jauh dari-Mu.
Ya...Robb.......kalau saya boleh bermohon.......?? berikan kepada ku, orang-orang disekitarku yang dapat memberikan waktu lapang untuk mendekati-Mu.........Amin....
sungguh inspiratif...makasih...
BalasHapus(Kadir Ujang)
Ya, Allah berkatilah saudaraku ini, ia senantiasa mengajakku untuk berbuat kebajikan.
BalasHapusAmin....makasih Pa Bambang. Semoga do'anya terkobul pada kita semua.
BalasHapusmaaf koreksi,gambarannya kurang lengkap kenapa tidak juga diketengahkan mengenai suami-suami yang lalai terhadap istri dan anaknya..........padahal banyak juga suami yg seperti ini.........sayang masih sepihak penggambarannya.......mohon yang adil dalam mengetengahkan sesuatu......trimakasih......selebihnya saya setuju.....cukup menuntun. Ari Sukmawati
BalasHapusya Raabb...... jangan engkau jadikan kami termasuk orang" yang merugi.... jadikanlah kami orang" yg senantiasa berbuat kebaikan yg hnya mengharap keridhoanMu........... aamiinn.........
BalasHapus(yusuf ar-Rifa'ies al-Wahid)